Workshop & Photowalk bersama TOMPI

Tuesday, November 17, 2015

Minggu 15 November  2015, Kuala Lumpur. Indonesian society yang ada di Malaysia terbilang cukup banyak jumlahnya dibandingkan dengan negara negara lain. Karena selain alasan serumpun orang Indonesia lebih memilih Malaysia sebagai negara tujuan untuk bekerja dan belajar adalah karena budaya, adat, bahasa, kuliner dan kebiasaan pendudukanya masih sebelas duabelas dengan Indonesia. Komunitas yang mereka bangunpun beragam, mulai dari komunitas formal sampai informal. Dari komunitas kecil hingga komunitass yang membernya sudah ratusan.

Begitu juga hari ini, pemuda Indonesia yang tergabung dalam Komunitas Photographer Indonesia  di Malaysia (KPIM). Mengadakan event bertajuk “Workshop dan Photowalk with TOMPI”. Acara ini digelar di Silka Hotel Twin Tower Malaysia pada Minggu 15 November kemarin. Kemasan yang sederhana namun syarat akan ilmu tentang Fotography disajikan dengan begitu apik dan profesional oleh panitia.

Acara tersebut dibagi dalam 2 sesi.
Sesi pertama pembukaan dan presentasi singkat dari member KPIM yang sudah lama berkecimpung di dunia Fotography yaitu Mas Indra. Dalam sesi ini peserta diajak untuk mengenal apa itu sejatinya fotography , makna seni tangkap cahaya dan perbedan mendasar antara foto yang bagus dengan gambar yang bagus. “Sejatinya foto yang bagus dengan gambar yang bagus adalah dua hal yang berbeda. Contohnya saja jika kamu shoot sesuatu dengan camera bagus tapi tidak ada ceritanya atau shoot sesuatu dengan camera compact biasa tapi foto itu penuh makna. Jadi jangan minder kalau camera kalian biasa biasa aja, yang paling penting adalah the story of the picture itu sendiri. karena menurut saya The best camera is the one with you…meskipun kamera itu ngak bagus bagus banget”  kalimat ampuh dari mas Indra yang berhasil menghipnotis peserta workshop. 

Dari sini beliau ingin menyampaikan bahwa, camera DSLR yang bagus belum tentu meghasilkan foto yang bagus juga. Karena sesungguhnya foto akan lebih dinikmati ketika ada cerita didalamnya. Jadi usahakan untuk memotret sesuatu yang dapat diceritakan. Seperti jalan di pantai dengan keluarga, foto traveling yang dapat memorize apa yang telah kita lakukan dalam perjalanan tersebut.



12250361_928684897167612_1792967762_o
Member KPIM memberikan ilmu tentang teknik photography (Indra, Suhada, Faizal)

Pembicara kedua yaitu Mas Suhada  yang memaparkan hal hal mendasar yang harus diketahui oleh photografer pemula seperti Shutter speed, Aperture, Exosure, ISO, F-number dan istilah istilah lain dalam dunia fotografi.  Ya benar sekali, Mas Suhada menjelaskan tentang teknik teknik membidik object. Itu cukup rumit ternyata, butuh waktu yang cukup untuk mempelajarinya. Ini memberikan pelajaran bagi diri saya sendiri pribadi  bahwa, meskipun lo punya kamera tapi lo ngak tau fungsi fungsi tombol didalamnya, cara kegunaanya, dan segala tek tek bengeknya. Lo belum bisa dikatain fotografer men… Sama kayak penulis, meskipun lo punya pulpen belum tentu lu bisa nulis dengan apik layaknya penulis beneran.  Tapi jangan khawatir. Keep practice ! Karena tidak akan ada profesional tanpa melalui fase amatir, Kan ?


Pengisi acara ketiga yaitu Mas Faizal Ortho, nah kali ini beliau sharing tentang Bisnis Photography. Bapak yang satu ini memang sudah profesional dibidang fotography, beliau menjelaskan step step bagimana memulai bisnis photography tersebut. Ada 5 tahapan yang diuraikan, yang pertama jika kita ingin memulai bisnis fotografi kita harus melakukan  pendidikan dan latihan spesific tentang photography terlebih dahulu, agar ilmu yang kita punya mumpuni untuk jadi seorang photografer. Yang kedua mempersiapkan bisnis.  Ketiga investasi internal seperti punya camera, punya peralatan yang memadai, external hardisk untuk menyimpan hasil jepretan. Kemudian menemukan Client, “Untuk menumukan client itu, kita harus pandai bersosialisi dan berhubungan baik dengan orang lain. Supaya bisnis yang kita jalani tetap terus berjalan. Jangan lupa untuk datang ke event event yang sekiranya bisa mejadi peluang bisnis kita” ujarnya. Tips yang terakhir adalah memotret, kita harus mertanggung jawab terhadap client. Memotretlah dengan sungguh sungguh karena kamu sedang di-hire oleh orang lain.

Acara berlangsung cukup meriah, model model KPIM yang special hari ini dengan baju kebaya nya siap menyambut tamu utama, TOMPI. Ya… sosok yang satu ini terkenal oleh public sebagai penyanyi dan seorang dokter kecantikan. Namun ada sisi lain bapak yang penggila musik jazz ini seorang photografer juga, bahkan beliau memiliki laboratorium foto pribadi untuk keperluan mencetak foto foto hasil karyanya.



Sharing dengan tompi berlangsung riuh dan gempak, beliau menunjukan beberapa koleksi fotonya. Perlu diketahui bahwa tompi adalah penyuka foto yang ada makna dan arti dari foto itu sendiri, camera yang digunakan adalah kamera vintage. Kemera ini mengunakan roll film harus dicuci dulu untuk mencetaknya. “Emang sih kayak foto jadul, tapi bagi saya itu menarik” Paparnya.
Banyak hal yang didapat dari tompi pada workshop kemarin “Filosofi Photography sendiri menurut saya adalah sejarah. Karena foto itu akan sangat berarti 10/15 th kedepan. Ketika kita sudah tidak mengingatnya lagi..” begitu ungkap Tompi.

Beliau juga menjelaskan bahwa, untuk memperoleh foto yang bagus usahakan agar foto itu dapat bercerita. Contohnya saja ketika travelling kesuatu tempat, jangan hanya berfokus pada satu object saja (orang) hingga pemandangan disekitar tidak terlihat. Masak iya foto jauh jauh ke bali tapi isinya selfie, ngapain jauh jauh kebali coba.



Setelah menjawab beberapa pertanyaan dari sesi tanya jawab, Tompi memberikan tanda tanganya pada official T-Shirt Workshop & Photowalk with TOMPI. Semua peserta bergegas meninggalkan gedung megah itu. Acara selanjutnya adalah Photowalk, rencanya photowalk diselanggarakan di Dataran Merdeka. Lokasinya tidak jauh dari hotel jadi bisa diakses dengan jalan kaki, sekalian street photograp. Namun sayang tiba ditengah perjalanan hujan turun cukup deras. Membuat barisan peserta mencar, dan mencari tempat untuk berteduh. Sembari menunggu hujan reda, tompi juga menceritakan hal hal yang dapat dijadikan street photography. “Kayak itu tuh , menurut saya menarik” sambil menunjuk perempuan mengenkan kaos kuning dan berdiri dibalik tembok berwarna orange. 

Drama berakhir tragis, hujan tak kunjung reda. Akhirnya banyak peserta yang membubarkan diri masing masing. Walaupun begitu, acara ini memberikan warna dan gambaran tersendiri bagi fotografer pemula maupun fotografer profesional yang ingin memulai bisnis fotografi. Pengisi-pengisi acara yang memberikan banyak ilmu bermanfaat dan sposor utama yang mempromosikan peluang beasiswa full sponsored di bidang IT, Nettium. Dihari itu Tompi memang banyak menginspirasi, karya nya  luar biasa. Seleranya terhadap seni tangkap cahaya begitu dalam, dan meaningfull. Sukses selalu untuk KPIM dan sampai ketemu di next event.



Written by me "Ema Puspita"
Written by me “Ema Puspita”
Credit photos : Duce Moch, Agus Sukamto and John Ragai

You Might Also Like

0 komentar

Communities

Blogger Perempuan