Senin, 29 Juni 2015. Mandiri Sejahtera Cerdas (MS Cerdas) mengadakan bincang santai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) beserta Buka Bersama. Bicang santai tersebut diselenggarakakn di restoran Indoensia Es Teller 77 Central Market, Kuala Lumpur Malaysia.

MS Cerdas sendiri adalah Corporate Social Responsibility dari perusahaan MS Cargo, yaitu perusahaan yang melayani pengiriman barang door to door dari Malaysia ke Indonesia. MS cerdas bertujuan untuk meningkatakan tarafpendidikan di kalanagan TKI dengan mengadakan seminar ataupun pelatihan. MS Cerdas juga mendukung penuh TKI yang melanjutkan pendididkan perguruan tingginya di Universitas Terbuka Kuala Lumpur, dengan memberikan beasiswa full selama satu tahun.

Peserta yang datang hampir 95 orang, berasal dari berbagai kalangan PPIM (Persatuan Pelajar Indonesia se-Malaysia), Mahasiswa UT-KL, TKI dai sector formal maupun konstruksi beberpa komunitas TKI seperti TKI Kreatif, Blogger TKI, My WNI Peduli dan beberapa penulis buku literasi karya uruh Migran.

Acara bincang santai berlangsung cukup meriah, dibuka dengan pembacaan puisi islami oleh beberapa peserta diantaranya adalah Aida Akhyar yang berhasil menyabet piala pada perlombaan beberapa bulan lalu di KJRI juga ada Alika Rukhan yang baru saja menyabet juara 2 diajang lomba deklamasi puisi oleh Migrant Worker.

Memasuki acara inti yaitu bincang TKI yang dipimpin oleh Bapak Irzal Maryanto Ashabi manager marketing MS Cargo. Bincang TKI yang bertajuk “Mau di Bawa Kemana TKI ” bermaksut membuka pemikiran para pekerja untuk lebih respect dan survive terhadap masa depan mereka. Ada beberapa point yang menjadi target setelah pulang ke Indonesia.

Beberapa saat kemudian Adzan Margrib berkumandang, setelah berdoa bersama semua peserta buka bersama dengan makanan yang telah disediakan. Beberapa ad yang sholat margbib terlebih dahulu. Semoga dengan adanya acara ini dapat mempererat tali silaturahmi sesama pekerja Indonesia dan pembekalan mengenai masa depan mereka. Karena perjuangan terbesar seorang buruh adalah berhenti menjadi buruh.