PENERAPAN TEKNIK PENERJEMAHAN
“Studi Kasus Penerjemahan Teks Eksposisi yang Berjudul
Facts and Myths about Organic Food ke Bahasa Indonesia”
EMAWATI
NIM : 017416071
Emmawati3103@gmail.com
Program S1 Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemah
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Terbuka
Facts and Myths about Organic Food ke Bahasa Indonesia”
EMAWATI
NIM : 017416071
Emmawati3103@gmail.com
Program S1 Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemah
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Terbuka
ABSTRAK
Karya Ilmiah ini dilatarbelakangi oleh banyaknya artikel baik pada media online maupun media cetak yang susah untuk dicarikan padananya dalam bahasa sasaran (BSa). Memasuki era digital, manusia dibelahan dunia manapun sudah terbiasa mengunduh berita di dunia maya. Portal media on line juga sudah banyak ditemui dilaman media sosial lainya. Berita dari luar negeri dengan mudah dibaca oleh Negara kita. Baik itu berita politik, ekonomi, hiburan bahkan teknologi.
Oleh karena itu diperlukan teknik penerjemahan untuk mengatasi keterbatasan seseorang untuk mencerna berita tersebut khususnya berita yang berbahasa Inggris. Sebelum seorang penerjemah menerapkan teknik penerjemahan, penerjemah harus memahani apa yang dimaksud dengan prosedur penerjemahan. Dengan adanya prosedur penerjemahan, penerjemah diharapkan dapat menerjemahkan teks dan mencari padanan kata agar pesan yang disampaikan penulis tersampaikan secara maksimal kepada pembaca.
Berbagai teori yang sudah disampaikan beberapa pakar tentang teknik penerjemahan. Salah satunya adalah Newmark yang sudah mencetuskan aturan dasar atau teknik teknik penerjemahan. Teknik teknik tersebut diterapkan untuk memudahkan penerjemah untuk menerjmahkan teks baik itu yang condong ke bahasa teks sumber (BSu) ataupun yang condong ke bahasa teks sasaran (BSa). Penerapan teknik teknik tersebut pada teks Ekposisi yang berjudul “Facts and Myths about Organic Food” merupakan penjabaran dari prinsip-prinsip penerjemahan yaitu, jelas, akurat, dan wajar. Padanan kata dari bahasa asing tersebut akan terdengar lebih familiar dan mudah dipahami oleh pengguna Bsa.
Kata kunci : padanan kata, teknik penerjemahan, prosedur terjemahan, prinsip penerjemahan.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Memasuki era digital informasi bukan lagi sesuatu yang susah didapatkan, hanya dengan membuka smart phone dan mengetik key word yang diinginkan laman google akan menyajikan jutaan informasi yang anda inginkan. Hal ini sudah dilakukan setiap individu bahkan sejak mereka duduk dibangku sekolah.
Informasi yang disampaikan pada media media on line dari luar negeri tak jarang berbahasa asing khususnya adalah bahasa inggris. Dalam jenis teks apapun yang berbahasa inggris terkadang terdapat istilah istilah yang kurang dipahami oleh pembaca. Hal ini akan mengakibatkan informasi yang disampaikan pada teks sumber (TSu) tidak bisa diterima secara akurat oleh pembaca.
Dalam karya ilmiah ini, penulis akan membahas dan memaparkan penerapan teknik teknik penerjemahan pada sebuah teks eksposisi yang berjudul “Facts and Myths about Organic Food” pada sebuah media online The Jakarta Post yang penulis pilih karena terdapat kosa kata yang susah untuk dipadankan ke dalam bahasa Indonesia. Jika kata atau kalimat dalam bahasa sumber tersebut diterjemahkan secara harfiah maka kalimat tersebut tidak mempunyai makna utuh atau kesinambungan antar kalimat akan pudar. Untuk itu diperlukan teknik penerjemahan tertentu guna mengatasi masalah tersebut. Pemaparan masalah masalah penerjemahan ini diharapkan dapat membantu pembaca karya tulis ilmiah (karil) ini untuk mengkaji dan mendalami tentang teknik teknik penerjemahan.
1.2 Perumusan Masalah (Research Question)
Berdasarkan latar belakang tersebut, makan dapat dirumuskan pertanyaan berikut :
1. Apa penyebab penerjemah harus menggunakan teknik penerjemahan ?
2. Bagaimana penerapan teknik teknik penerjemahan dalam teks eskposisi dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian (Objective)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendalami, memahami, penggunaan dan penerapan teknik teknik penerjemahan ketika menerjemahkan suatu teks eskposisi.
1.4 Manfaat Translation Portfolio
Manfaat translation portpolio ini antara lain:
1. Manfaat teoritis bagi perkembangan teori terjemahan termasuk teknik-teknik penerjemahan dan kajian penerjemahan dalam menerjemahkan berbagai macam teks dan juga dari berbagai sumber. Diharapkan bisa saling melengkapi antara pendapat-pendapat dari berbagai sumber rujukan yang telah ada.
2. Manfaat praktis dan latihan bagi kegiatan penerjemahan Inggris-Indonesia
3. Manfaat bagi pembaca dan masyarakat antara lain agar pembaca mengerti dan memahani teknik teknik penerjemahan sehingga dalam proses mencerna informasi dari bahasa asing dapat tersampaikan secara maksimal.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi teknik penerjemahan
Berbagai definisi penerjemahan telah dikemukakan oleh banyak pakar. Semua definisi itu menunjukan bahwa penerjemah bukan sekedar pengalihan system bahasa, melainkan pengungkapan makna termasuk budaya dalam TSu yang dikomunikasikan kedalam bahasa target (BSa) sesuai dengan makna yang terkandung dalam BSu (Catford 1965; Nida & Taber 1974).
Menurut Newmark dalam Ordudary (2007:1) yang menyatakan: “[w]hile translation methods relate to whole texts, translation procedures are used for sentences and the smaller units of language”. Kemudian Newmark (1988:45) telah mengelompokkan metode-metode penerjemahan ke dalam dua kelompok besar, atau yang dikenal dengan diagram V. Empat metode pertama lebih ditekankan pada BSu, yaitu Word-for-word translation, Literal translation, Faithful translation, dan Semantic translation dan empat metode kedua lebih ditekankan pada BSa, Adaptation, Free translation, Idiomatic translation, dan Communicative translation.
Berbagai macam teknik penerjemahan yang telah dikemukakan oleh banyak pakar penerjemah. Namun dengan perkembangnya informasi seperti ini tidak menutup kemungkinan muncukl teknik teknik penerjemahan yang baru dan lebih relevan.
2.2 Jenis-jenis teknik terjemahan
Menurut Newmark, seorang pakar penerjemah mencetuskan teori diagram V sebagai panduan dalam melakukan penerjemahan. Teori diagram V diagram berbentuk huruf yang memuat delapan metode penerjemahan. Metode penerjemahan ini menggunakan dua pendekatan yaitu, metode penerjemahan yang pendekatanya condong ke BSu dan pendekatan yang condong ke BSa.
Metode Penerjemahan “V Diagram” oleh Newmark (1988)
Condong pada Bsu
1. Penerjemahan kata per kata
2. Penerjemahan harfiah
3. Penerjemahan setia
4. Semantis
Condong pada Bsa
1. Adaptasi
2. Penerjemahan bebas
3. Penerjemahan idiomatic
4. Penerjemahan Komunikatif
Selain metode penerjemahan adapaun teknik penerjemahan lain yaitu prosedur penerjemahan. Perbedaan antara metode penerjemahan dan prosedur penerjemahan adalah kegunaanya. Menurut Newmark metode penerjemahan digunakan dalam tataran wacana, prosedur penerjemahan digunakan dalam tataran kalimat. Sama halnya dengan metode penerjemahan, prosedur penerjemahan juga memiliki dua kategori. Prosedur penerjemahan yang condong ke BSu dan prosedur penerjemahan yang condong ke BSa.
Prosedur Penerjemahan oleh Newmark (1988)
Condong pada Bsu
1. Transferensi
2. Penerjemahan langsung
3. Penerjemahan harfiah
4. Calque
5. Modulasi
6. Pengasingan
Condong pada Bsa
1. Naturalisasi
2. Penerjemahan dengan kata umum
3. Penerjemahan tambahan
4. Penerjemahan penyulihan budaya
5. Modulasi
6. Penerjemahan resmi
7. Pemadanan Budaya
8. Parafrasa
9. Transposisi
2.3 Teknik teknik penerjemahan
Pada pembahasan karil kali ini penulis akan memaparkan tentang teknik teknik penerjemahan yang dipakai atau diterapkan dalam menerjemahkan teks ekposisi yang berjudul “Facts and Myths about Organic Food”. Dalam teknik penerjemahan yang dipaparkan oleh New Mark sebuan penerjemahan yang baik ialah penerjemahan dengan tepat (accurate), jelas (clear), dan wajar (natural).
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode
Metode penelitian pada karya ilmiah ini adalah metode kualikatif yang didasarkan pada analisis tekstual yang melibatkan teks sumber dan teks sasaran serta menerapkan salah satu model teoretis penerjemahan. Model penerjemahan yang selalu digunakan itu adalah model komparatif (comparative model) dengan rumusan: TSu ≈ TSa, atau TSa ≈ TSu.
3.2 Data Penelitian
Data penelitian karya ilmiah ini adalah sebuah teks ekposisi yang terdiri dari 736 kata dan berjudul “Facts and Myths about Organic Food”. Penulis mengambil teks tersebut dari media online The Jakarta Post, pada artikel tersebut ada beberapa frasa atau istilah yang susah untuk dicarikan padanan katanya dan jika frasa atau kalimat tersebut diartiakan secara harfiah tidak memnpunyai makna yang utuh dan berkesinambungan.
3.3 Pemrosesan Data
Dalam penelitian ini teks sumber akan dibandingakn hasilnya dengan teks sasaran secara horizontal (menyamping) dengan urutan sebagai berikut:
1. Teks Sumber (TSu)
2. Teks Sasaran (TSa)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut adalah teks ekposisi yang berjudul ““Facts and myths about organic food” yang penulis ambil dari media online The Jakarata Post sebagai penelitian untuk membahas penerapan teknik teknik penerjemahan pada TSa. Penulis membagi TSu menjadi 8 paragrap.
Paragrap 1
TSu
Facts and myths about organic food
Do you find yourself in dilemma when buying organic food at the grocery store? Although organic food costs more than non-organic products, demand continues to escalate.
TSa
Fakta dan mitos tentang makanan organik
Apakah kamu menemukan masalah saat membeli makanan organik di toko swalayan ? Meskipun harga makanan organik lebih mahal dari produk non-organik, namun permintaan terus meningkat.
Dari hasil analisa penulis bahwa teks eksposisi tersebut bertujuan untuk menjelaskan atau memaparkan masalah “Makanan Organik” sebagai sebuah tema. Kata yang bergaris bawah merupakan frasa yang diterjemahkan dengan mencari padanan kata yang sesuai dengan kaidah teknik teknik penerjemahan.
Dalam kata dilemma, penulis menggunakan teknik peminjaman alamiah dimana dilemma diartikan sebagai masalah. Hal ini dilakukan agar diperoleh hasil penerjemahan yang lebih wajar, alamiah dan natural.
Paragrap 2
TSu
No doubt, seeking a healthy lifestyle has become a trend today. People have started to eat healthy food including fruit, vegetables, grains and other healthy foods. However, there are a few things you need to know about organic food.
TSa
Tidak diragukan lagi, menerapkan gaya hidup sehat telah menjadi tren pada saat ini. Orang-orang sudah mulai makan makanan sehat termasuk buah, sayuran, kacang – kacangan dan makanan sehat lainnya. Namun, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang makanan organik.
Pada paragrap kedua tidak terdapat masalah pada penerjemahan. TSu bisa diterjemahkan dengan baik ke TSa. Begitu juga TSa mudah dipahami oleh pembaca dan berterima.
Paragrap 3
TSu
What is organic food?
Organic food refers to vegetables, fruit, grains, dairy and meat products that are grown and processed using non-conventional methods in order to boost soil and water conservation, ecological balance and reduce pollution. Using crop rotation, natural fertilizers and mulching are examples of how organic farmers grow and process their products, achieving environmentally sustainable goals.
TSa
Apa itu makanan organic?
Makanan organik meliputi sayuran, buah buahan, biji-bijian, susu dan olahan daging yang tumbuh dan diproses menggunakan metode non-konvensional untuk meningkatkan konservasi tanah dan air, keseimbangan ekologi dan mengurangi polusi. Menggunakan system pergantian panen, pupuk alami dan mulsa merupakan contoh bagaimana petani menanam tanaman organiknya dan memproses produk mereka, dengan tujuan untuk melestarikan lingkungan.
Pada paragrap ketiga: Using crop rotation, penulis menerapkan teknik penerjemahan penyulihan budaya yakni, menerjemahkan dengan Menggunakan system pergantian panen, Selain untuk menghadirkan nuansa yang ada pada bahasa sumber (BSu) kata ini jika diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran (BSa) secara harfiah maka akan terlihat janggal dan mungkin lebih fatal lagi tidak dimengerti oleh pembaca.
Paragrap 4
TSu
You can check the label of certification, both national and international, from an organic certification body on the packaging of food sold at grocery stores to find out whether the product is truly organic or not. In Indonesia, the agency authorized to certify organic products is the Organic Food Certification Institute (LSPO). Currently in the archipelago, only 40 percent or 9,000 hectares of 22,000 hectares of organic land has been certified both nationally and internationally, and only 20 percent is certified nationally.
TSa
Kamu dapat memeriksa label sertifikasi, baik nasional maupun internasional, dari badan sertifikasi organik pada kemasan makanan yang dijual di toko-toko swalayan untuk mengetahui apakah produk ini benar-benar organik atau tidak. Di Indonesia, lembaga yang berwenang untuk mengesahkan produk organik adalah Lembaga Sertifikasi Pangan Organik (LSPO). Saat ini di Nusantara, hanya 40 persen atau 9.000 hektar dari 22.000 hektar lahan organik telah disertifikasi secara nasional maupun internasional, dan hanya 20 persen yang bersertifikat nasional.
Pada paragrap kelima tidak terdapat masalah yang dibahas, TSa sudah berterima dan pembaca mudah memahami apa yang disampaikan oleh penerjemah.
Paragrap 5
TSu
The US Department of Agriculture (USDA) provides the requirements for certification of organic products, i.e. when it meets the following criteria:
- 100 percent organic product. No other ingredients added or made completely organically.
- Organic product. The products must contain at least 95 percent organic ingredients.
- Made with organic ingredients. Products that contain 70 percent organic ingredients. However, these products do not get the USDA seal of certification on the packaging but may list specific organic ingredients.
- Contains organic ingredients. Products that contain less than 70 percent organic ingredients do not display the USDA seal but may list specific organic ingredients on the package’s information panel.
TSa
Departemen Pertanian AS (USDA) memberikan persyaratan untuk sertifikasi produk organik, yaitu ketika memenuhi kriteria sebagai berikut:
- 100 persen produk organik. Tidak ada penambahan bahan-bahan lain atau dibuat memang murni organik.
- Produk organik. Produk harus mengandung bahan-bahan organik setidaknya 95 persen.
- Dibuat dengan bahan-bahan organik. Produk yang mengandung 70 persen dari bahan-bahan organik. Meskipun, produk tersebut tidak mendapatkan segel sertifikasi USDA pada kemasan tapi harus mencantumkan daftar bahan-bahan organik yang digunakan.
- Mengandung bahan organik. Produk yang mengandung 70 persen dari bahan-bahan organik, tidak menampilkan segel USDA tetapi menampilakn daftar bahan-bahan organik yang digunakan pada kolom informasi.
Pada kata yang digaris bawahi panel penulis menggunakan teknik penerjemahan bebas dengan menggantinya dengan alternatif penerjemahan yaitu kata kolom agar menjadi susunan kalimat yang tidak rancu. Jika diterjemahkan secara harfiah ke TSa maka kalimat tersebut tidak mempunyai makna yang utuh atau tidak berkolerasi.
Paragrap 6
TSu
Six general perceptions about organic food
Despite the increasing popularity of organic food along with the increase of public awareness of health and environmental protection, not all perceptions and assumptions about organic food are correct. So what are the facts and what is actually wrong?
Organic food contains fewer pesticides: Correct. Pesticides are chemicals used to kill pests on plants. These chemicals are very often used in conventional farming methods, where the pesticide is still attached to the foods that we eat.
Organic food does not contain artificial ingredients: Correct. One rule that is most emphasized in organic products is a ban on artificial ingredients including preservatives, artificial sweeteners, colorings and flavorings, and monosodium glutamate.
Organic food supports go-green: Correct. Methods of planting and treatment of organic products are more environmentally friendly such as reducing the pollution of water, air and soil; reducing soil erosion, improving soil fertility and using less energy. Reducing the use of pesticides also affects animals (especially birds and small animals) and people who live close to farms.
TSa
Enam persepsi umum tentang makanan organic
Disamping meningkatnya popularitas makanan organik dibarengi dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dan perlindungan lingkungan, tidak semua persepsi dan asumsi tentang makanan organik sudah benar. Jadi yang manakah fakta dan apa sebenarnya yang salah?
Makanan organik mengandung kadar pestisida lebih sedikit: Benar. Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh hama pada tanaman. Zat kimia ini sangat sering digunakan dalam metode pertanian konvensional, dimana pestisida masih menempel pada makanan yang kita makan.
Makanan organik tidak mengandung bahan-bahan buatan: Benar. Salah satu aturan yang paling ditekankan dalam produk organik adalah larangan bahan buatan termasuk pengawet, pemanis buatan, pewarna dan perasa, dan monosodium glutamat.
Makanan organik mendukung go-green: Benar. Metode penanaman dan perawatan produk organik yang lebih ramah lingkungan seperti mengurangi polusi air, udara dan tanah; mengurangi erosi tanah, meningkatkan kesuburan tanah dan menghemat energi. Mengurangi penggunaan pestisida juga berpengaruh pada hewan (terutama burung dan binatang kecil) dan orang-orang yang tinggal dekat dengan peternakan.
Pada kata using less energy penulis menerapkan teknik penerjemahan naturalisasi yang diterjemahkan menjadi menghemat. Selain untuk menghadirkan nuansa alami pada bahasa sumber (Bsu) kata ini jika diterjemahkan secara harfiah maka akan terlihat janggal.
Paragrap 7
TSu
Organic food is more nutritious: Wrong. Until now, no study has actually been able to prove that organic food is richer than non-organic food in nutritional value. Currently, researchers believe that there is no significant difference or diversity in nutrient content between organic and non-organic products.
Organic food is always environmentally friendly. Wrong. Although the planting methods reduce pollution research from Dennis Avery of the Hudson Institute’s Center for Global Food Issues claims that growing organic products uses much more land than non-organic products to produce the same amount of food. It is necessary to cut down miles of forest to be converted into organic farming to balance the number of non-organic products.
TSa
Makanan organik lebih bergizi: Salah. Sampai saat ini, tidak ada penelitian yang benar-benar dapat membuktikan bahwa makanan organik lebih kaya nilai gizinya daripada makanan non-organik. Saat ini, peneliti percaya bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan atau keragaman dalam kandungan gizi antara produk organik dan non-organik.
Makanan organik selalu ramah lingkungan. Salah. Menurut metode penelitian Dennis Avery dari Hudson Institute Center for Global Issues Food yang mengklaim bahwa pertumbuhan produk organik membutuhkan lahan lebih banyak dari produk non-organik untuk menghasilkan jumlah makanan yang sama. Hal ini diperlukan untuk mengurangi jarak dari hutan untuk dikonversi menjadi pertanian organik untuk menyeimbangkan jumlah produk non-organik.
Pembahasan pada paragrap ini sama dengan penjelasan pada paragrap keenam.
Paragraph 8
TSu
Organic food does not need to be washed: Wrong. It is recommended to wash all organic products, whether you buy in grocery stores or farmers’ markets, before consuming them. Washing everything under running water helps remove dirt, bacteria and pesticide from the surface of fruit and vegetables.
So, before you go to the cashier and purchase organic products, read the food labels carefully. It is advisable to buy organic products that have a certification label because it is assured that the product is an organic product.
Alternatively, you might want to buy organic food at farmers’ markets and it is better to stock them when they are in season. If lucky, you will find the price cheaper and the food fresher.
TSa
Makanan organik tidak perlu dicuci: Salah. Disarankan untuk mencuci semua produk organik, baik yang kamu beli di toko kelontong atau dari pasar petani, sebelum mengkonsumsinya. Mencuci segala sesuatu di bawah air yang mengalir membantu menghilangkan kotoran, bakteri dan pestisida dari permukaan buah dan sayuran.
Jadi, sebelum kamu pergi ke kasir dan membeli produk organik, bacalah label produk dengan benar. Dianjurkan untuk membeli produk organik yang memiliki label sertifikasi untuk memastikan produk tersebut adalah produk organik.
Alternatif lain, kamu bisa membeli bahan makanan organik di pasar petani dan lebih baik jika kamu membeli lebih untuk stok dirumah. Jika beruntung, kamu akan dapat harga yang lebih murah dan makanan yang lebih segar.
Pada paragrap kedelapan ini tidak terdapat masalah yang dibahas, TSa sudah berterima dan pembaca mudah memahami apa yang disampaikan oleh penerjemah.
4.1 Proses Penerjemahan
Proses penerjemahan dilakukan setelah menganalisa TSu, yang pertama kita lakukan dalam proses ini adalah mengalihkan makna, bukan mengalihkan kata ataupun kalimat pada TSu ke TSa. Kemudian kita buat draftnya. Misalnya pada pembahasan paragrap pertama.
DRAFT 1
TSu
Do you find yourself in dilemma when buying organic food at the grocery store?
TSa
Apakah kamu menemukan masalah ketika membeli makanan organik di toko swalayan ?
Pada draft 1 diatas, kata dilemma yang diterjemahkan secara harfiah dalam BSa akan terasa janggal jika dihubungkan dengan isi dari teks tersebut.
DRAFT 2
TSu
Do you find yourself in dilemma when buying organic food at the grocery store?
TSa
Apakah kamu bingung ketika membeli makanan organik di toko swalayan ?
Keputusan penulis untuk menerjemahkann kata dilemma menjadi bingung agar terjadi koolerasi dan kesinambungan yang pas antara kalimat tersebut dengan kalimat berikutnya. Juga untuk mempertahankan supaya teks tersebut lebih terlihat natural.
DRAFT 1
TSu
Using crop rotation, natural fertilizers and mulching are examples of how organic farmers grow and process their products,
TSa
Menggunakan rotasi potong, pupuk alami dan mulsa merupakan contoh bagaimana petani menanam tanaman organiknya dan memproses produk mereka,
Pada draft 1 tersebut, masih terasa janggal bila diterjemahkan Menggunakan rotasi potong, pada TSa. Hal ini sangat tidak sesuai dan telah bergeser maknanya dari kalimat tersebut. Begitu juga permasalahan yang timbul pada tataran leksikal, jika diterjemahkan secara harfiah maka akan ‘lost meaning’.
DRAFT II
TSu
Using crop rotation, natural fertilizers and mulching are examples of how organic farmers grow and process their products,
TSa
Menggunakan sistem pergantian panen, pupuk alami dan mulsa merupakan contoh bagaimana petani menanam tanaman organiknya dan memproses produk mereka,
Pengolahan kembali draft adalah penting, hal ini dimaksudkan agar hasil penerjemahan sesuai dengan makna yang terkandung dalam TSu. Kolerasi dari kalimat ke kalimat dalam teks tersebut juga kohesi dari setiap kalimat harus diteliti kembali agar terjemahan tersebut mudah dibaca dan dipahami. Keputusan penulis untuk menerjemahkan kata Using Crop Rotation menjadi Menggunakan sistem pergantian panen agar terjadi kesinambungan kalimat dan tercipta kesan natural.
4.2 Masalah-masalah yang timbul dalam proses penerjemahan
1. Pada tataran leksikal, pada tataran ini masalah timbul ketika menentukan padanan mana yang sesuai pada BSa.
2. Pada tataran pragmatis, penerjemah harus memahami apa yang tersirat dalam TSu.
3. Penggunaan kata yang tidak sesuai dengan arti harfiah yang mungkin bisa membingungkan pembaca.
4.3Kendala penerapan teknik penerjemahan
Kendala-kendala pada teknik penerjemahan antara lain :
1. Sebagian pembaca belum tahu makna kata yang sulit diterjemahkan ke TSa.
2. Pemilihan padanan kata yang sesuai karena dalam satu kata akan ada beberapa opsi terjemahan.
4.4 Imbas penggunaan teknik penerjemahan pada TSa.
1. Penambahan jumlah kosa kata pada BSa.
2. Akan tercipta hasil terjemahan yang mudah dipahami dan berkesinambungan antar kalimat.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Teknik penerjemahan adalah proses penerjemahan yang mentransfer dan menyesuaikan kata daribahasa sumber kedalam bahasa sasaran. Teknik penerjemahan yang digunakan dalam sebuah teks terkadang tidak hanya terpaku pada satu atau dua teknik saja. Namun bisa menggunakan berbagai macam metode penerjemahan maupun prosedur penerjemahan agar didapat hasil terjemahan yang maksimal. Sehingga teks akan mudah dibaca dan difahami oleh orang lain.
Dengan menerapkan teknik teknik penerjemahan penyampaian pesan pada Bsa akan tersampaikan secara jelas, alami dan wajar sehingga makna dalam kalimat tersebut utuh dan berkolerasi.
Daftar Pustaka
http://www.thejakartapost.com/life/2016/07/22/facts-and-myths-about-organic-food.html
Budiman, rahmat [et.al]. (2011). Teori dan Masalah Penerjemahan. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka
Machali, Rochayah. (2009). Pedoman Bagi Penerjemah : panduan lengkap bagi anda yang ingin menjadi penerjemah profesional. Bandung : Kaifa
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) on-line, http://kbbi.web.id/
https://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama
Newmark, Peter. (1988). A Text book of Translation . New York: Prentice Ha
Budiman, Rahmat dkk. (2011). Teori dan Masalah Penerjemahan. Buku Materi Pokok Universitas Terbuka Indonesia